Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

HIPOTHERMIA BUKAN ACUTE MOUNTAIN SICKNESS








HIPOTHERMIA BUKAN ACUTE MOUNTAIN SICKNESS

Pertanyaan pertama :

“Dok, untuk hipothermia jika sudah tidak bisa ditangani dengan menggunakan emergency blanket berarti harus ditolong dengan teknik skin to skin ya Dok ?” (iki nanya tapi sambil maksa saya kudu mengiyakan pendapat dia)

Pertanyaan kedua :

“Bu, mau tanya untuk meningkatkan ambang tubuh menghadapi hypothermia, berapa dosis dexamethasone yang aman untuk mendaki gunung”

Saya gemas karena kedua pertanyaan tersebut tidak ada dalam berbagai referensi yang pernah saya baca. Mungkin mereka denger-denger, katanya si ono si itu, nggak membaca refensi yang benar, padahal referensi yang benar tentang hypothermia bertebaran di internet di situs-situs yang bisa dipercaya.

Pertanyaan pertama tentang teknik pertolongan pertama hypothermia dengan teknik skin to skin alias buka baju korban dan buka baju penolong kemudian korban dipeluk dan masuk ke dalam sleeping bag, teknik itu sudah saya cari diberbagai buku dan referensi tapi saya kok tidak menemukannya. Artinya teknik yang diyakini oleh para pecinta alam selama bertahun-tahun turun temurun itu tidak ada referensinya. Itu seperti teknik pertolongan pertama luka bakar menggunakan pasta gigi yang nggak ada referensinya tapi diyakini selama bertahun-tahun disebarkan dari mulut ke mulut.

Trus gimana dong yang bener ?

Yang jelas gini lhoh, saat kita mau mendaki gunung kan sudah tahu bakal berhadapan dengan kondisi dingin, perjalanan melelahkan, jadi ya kudu pake persiapan. Persiapkan pakaian yang sesuai untuk mendaki gunung, baju ganti kering yang dibungkus plastik supaya nggak basah saat hujan, makanan yang cukup kalorinya serta perlengkapan pendukung lainnya. Jangan ngikuti film 5 cm naik gunung pakai celana jeans, bawa day pack naik ke Semeru, lha emang mau makan angin 😛

Trus belajar mendirikan bivak sebagai tempat berlindung jika dibutuhkan. Belajar masak, Belajar Pertolongan Pertama, belajar CPR, belajar tentang apa itu hypothermia, bagaimana bisa sampai terjadi hypothermia, kenali gejala dan tandanya apa saja, jadi kalau ada temannya yang menunjukkan gejala tanda hypothermia dini segera berhenti, istirahat, bikin tempat bernaung, lakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah hypothermia menjadi lebih berat. Ganti pakaiannya yang basah dengan pakaian kering, beri minuman hangat yang tidak bersifat diuretic, masak makanan yang cukup kalorinya. Pastikan korban sadar, jika nggak sadar pastikan jalan napasnya terbuka, belajar posisi miring stabil, kalau sampai nggak napas ya lakukan CPR. Ngapain telanjang-telanjang nolong korban hypothermia ? Yang ada ikutan hypothermia.

(jika ada yang punya referensi tentang teknik skin to skin tersebut tolong infokan ke saya ya, mungkin saya yang kurang teliti belajarnya)

Trus pertanyaan kedua tentang pemakaian dexamethasone untuk mencegah hypothermia, saya sampai terheran-heran itu dapat pengetahuan dari mana coba ?

Dexamethasone adalah kortikosteroid, salah satu fungsinya adalah mengurangi peradangan. Obat ini bisa dikombinasikan dengan obat lain digunakan untuk mengatasi kasus HAPE (High Altitude Pulmonary Edema) dan HACE ( High Altitude Cerebral Edema) yang merupakan bagian dari Acute Mountain Sickness, bukan karena hypothermia. Dan umumnya Acute Mountain Sickness terjadi pada pendakian diatas ketinggian 2500 meter. Untuk bisa terjadi HAPE dan HACE gunung yang didaki ketinggiannya sepertinya diatas 4000 meter

Jadi kalau minum Dexamethasone trus naik gunung tanpa persiapan yang memadai ya tetap saja bakal hypothermia, karena kegunaannya bukan untuk mencegah hypothermia dan juga tidak mencegah Acute Mountain Sickness. Jadi beda ya HIPOTHERMIA dan ACUTE MOUNTAIN SICKNESS !

Buat teman-teman yang suka melakukan kegiatan pendakian, sebelum mendaki belajar dulu, selain teknik mendaki yang benar juga pelajari hazard apa saja sih yang ada saat pendakian, bagaimana mengantisipasinya, ilmu apa saja yang harus dipelajari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar