PARMA TRIP MT.PAPANDAYAN 2.665Mdpl
EDISI MALAM 1 SURO
Gunung Papandayan merupakan destinasi wisata andalan di Kabupaten Garut. Gunung Papandayan memiliki beberapa tempat menarik seperti kawah Papandayan, Hutan Mati, Pondok Saladah, Gober Hut, Tegal Alun, Tegal Panjang dan tempat-temat menarik lainnya yang belum dikembangkan.
Jalur pendakian gunung Papandayan dari arah Jakarta atau Bandung naik bus jurusan Garut berhenti di terminal bus Guntur Garut. Dari situ jalan kaki sedikit, masuk ke terminal elf. Dari terminal elf Guntur Garut ada banyak pilihan jurusan, bisa memakai elf jurusan Garut – Cikajang, Garut – Pameungpeuk atau Garut – Singajaya, atau bisa juga naik angkot jurusan Garut- Cikajang. Minta berhenti di alun-alun Cisurupan, dari terminal Guntur sampai alun-alun Cisurupan sekitar 30 menit.
Jalur pendakian gunung Papandayan dari alun-alun Cisurupan menuju areal publik atau lapang parkir Papandayan jalannya bagus dan lebar. Disitu banyak tukang ojek dan colt buntung. Kalau anda naik kendaraan umum dan rombongan anda hanya dua atau tiga orang gunakanlah ojek agar menghemat waktu. Tetapi kalau rombongan cukup banyak, bisa menggunakan angkutan colt buntung agar lebih hemat.
Daya tarik Wisata Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan diantaranya: • Kawah Papandayan Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang besar maupun kecil, dari lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik. • Blok Pondok Saladah Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat cocok untuk tempat berkemah.
Blok Sumber Air Panas Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan kawasan ini memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih utuh dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara.
Pada expedisi kali ini PARMA dengan 6 personil berangkat dari kota Majenang menggunakan kendaraan pribadi menuju basecamp papandayan sekitar pukul 20.00 wib.
Kurang lebih tengah malam kami sampai di lapang parkir Papandayan, diharuskan daftar di pos pendaftaran. tarif masuknya Rp. 10.000,- per orang. Jalur pendakian gunung Papandayan dari Pos I cukup lebar, melewati jalan bebatuan. Sisi kiri kanan jalan terdapat pohon cantigi yang daunnya hijau. Beberapa puluh meter dari pintu masuk, jalur pendakian gunung Papandayan akan melewati kawah Papandayan.
Di basecamp papandayan kami putuskan istirahat sambil ngopi2 dan packing ulang perbekalan pendakian.
Setelah istirahat berasa cukup kami mulai melakukan pendakian, pendakian melalui jalan berbatu bekas letusan papandayan, kami harus merasakan tajamnya bebatuan yang menjadi trek pertama kami, kemudian dilanjutkan dengan keindahan panorama bekas jalanan lava papandayan, dan nampak masih ada semburan semburan gas di sana sini,
malam itu angin bertiup tak beraturan sehingga gas belerang yg keluar dari kawah susah dihindari, bahkan ada sebagian pendaki sesak nafas akibat menghirup gas belerang yang terlalu pekat.
Kurang lebih 30 menit kami sampai di pos 1, ada sebuah warung kecil cukup untuk beristirahat sejenak sambil mengatur nafas, menghirup udara segar setelah nafas ini disesaki bau belerang yang menyengat.
Perjalanan pun dilanjutkan melewati jalan yg lumayan lebar banyak bonus turunan, sedikit pepohonan
Dari pos 2 dilanjutkan perjalanan menuju PONDOK SALADAH, selain tempatnya nyaman, disinilah spot terbaik mendirikan tenda, perjalanan dari pos 2 ke pondok selada kurang lebih 15 menit, di tempat ini juga terdapat sungai / sumber air, Taman edelwais, dan hutan yang cocok buat buang Hajat, he he he, catatan kalo mau buang hajat jg sudah tersedia MCK.
camp pondok seladah
Setelah dirasa cukup sarapan pagi dan kongkow2, perjalanan pun dilanjutkan menuju TEGAL ALUN, track menuju Tegal Alun ada 2 rute, yang pertama melewati tebing berbatu, dan yang lainnya melewati hutan Mati, kami sepakat berangkat melewati Bukit berbatu, dan kembalinya melalui hutan mati.
Jalur melalui Bukit berbatu cukup menyulitkan, selain harus melewati hutan becek dan licin, kita juga harus melewati genangan air, yang harus hati hati.
Perjalanan cukup melelahkan dengan tanjakan yang sungguh2 menyesakan dada, namun dengan semangat 45 kami tetap berjuang mencapai tegal alun,
Lelah pun terbayar , akhirnya sampailah kami di tegal alun, Tegal Alun adalah hamparan kebun edelweis yang sangat luas. Namun tidak semua pendaki dan wisatawan gunung Papandayan datang melihat keindahan alam Tegal Alun. Penyebabnya mungkin bukan karena belum pernah mendengar pesona Tegal Alun yang mengagumkan, tetapi karena jalur pendakian menuju Tegal Alun cukup jauh dan lumayan terjal.
Setelah puas menikmati indahnya hamparan bunga eidelweis, kami pun melanjutkan perjalanan kembali menuju kawah papandayan, jalur menuju kawah kami menempuh jalur hutan mati, Hutan mati adalah bekas hutan pohon cantigi yang terbakar. Di hutan mati berdiri pohon-pohon cantigi yang berwarna hitam gosong. Pemandangan alam hutan mati sangat indah dan menarik. Pendaki dan wisatawan yang datang ke gunung Papandayan jarang melewatkan keindahan alam hutan mati tersebut. Pemandangan hutan mati memberikan background unik untuk pengambalian video atau photo. Bahkan saya pernah melihat ada sepasang kekasih beserta weding organizer, tata rias dan photografernya yang sengaja datang ke gunung Papandayan untuk membuat foto pra weding di hutan mati.
Dari huutan mati kami mencoba menikmati indahnya kawah papandayan, karena pada saat pendakian kami melewatinya pada malam hari , sehingga kurang begitu jelas,
Dikawah ini teradapat 14 kawah dan yang paling besar adalah kawah Mas dengan lebar kurang lebih 150 meter. Kawah ini bergemuruh layaknya suara mesin pesawat jet. Dari 14 kawah ini masing-masing kawah mengeluarkan asap yang berberda-beda ada yang berwarna hijau hingga ada yang berwarna emas..
Udara disekitar kawah cukup panas, sehingga saya sarankan untuk memakai baju dengan bahan yang dingin. Selain menikmati kawah disana kita juga bisa menemukan hamparan bunga Eidelweiss (anaphalis javanica). Sebagian orang percaya bahwa air yang ada dikawah ini bisa digunakan sebagai obat yang paling mujarab untuk penyakit kulit.
SALAM LESTARI.........
BAWA TURUN SAMPAHMU.......!!!!!!!!!
GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH !!
0 komentar:
Posting Komentar